‘Selfie’, kata tersebut kini sudah sangat familiar di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, ajakan “Hei, ayo Selfie yuk,” sudah sering kali dilontarkan orang. Sebenarnya, bagaimana sejarah dari selfie itu sendiri? dan apa plus minusnya? Berikut ulasan lengkapnya:
Sejarah selfie
Selfie merupakan istilah untuk memotret diri sendiri. Menurut info yang diperoleh dari BBC, selfie kemungkinan pertama kali dilakukan pada awal tahun 1800-an dengan menggunakan cermin atau self-timer. Namun, kala itu selfie tidak melibatkan objek tunggal seperti sekarang ini, namun dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga. Dalam dunia modern, istilah selfie diperkenalkan pertama kali oleh seorang fotografer bernama Jim Krause pada tahun 2005, sehingga kemudian menjadi genre baru dalam dunia fotografi. Kini, istilah tersebut makin popular, karena bukan hanya dilakukan oleh masyarakat biasa saja, namun kalangan elite pun seperti selebritis, pejabat, tokoh panutan publik, bahkan presiden juga gemar melakukan selfie. Peristiwa yang paling heboh adalah selfie yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat Barrack Obama, bersama PM Denmark Helle Thorning-Schmidt, dan PM Inggris, David Cameron pada saat pemakaman Nelson Mandela. Foto selfie yang mereka lakukan bahkan menjadi head-line di salah satu koran ternama Inggris.
Semakin berkembangnya teknologi, juga semakin memudahkan kita dalam melakukan selfie. Kini, semakin banyak produk smartphone yang menawarkan kamera depan dengan resolusi tinggi dan beragam fitur kamera yang digunakan, seperti teknologi kamera Samsung NX3000 yang cukup kedipkan mata untuk foto selfie. Bertambah maraknya social media, juga membuat masyarakat semakin gemar memotret diri, dan mengunggahnya ke jejaring social. Mau tak mau, selfie dalam berbagai telaah dan perspektif kemudian mengandung hal yang positif maupun negatif. Lalu, plus minus apa sajakah yang bisa ditimbulkan dari selfie? Berikut penjelasannya:
Efek positif foto selfie
Mampu meningkatkan rasa percaya diri
Secara tidak langsung, foto selfie mampu membantu kita untuk lebih mengenali diri sendiri dengan baik sehingga bisa mengerti kelebihan yang ada dalam diri kita. Dengan memperlihatkan kelebihan tersebut kepada orang lain, tentu mampu meningkatkan rasa percaya diri kita.
Menjadi hiburan di waktu luang
Seorang ahli psikolog klinis pernah mengatakan, bahwa selfie bisa berguna untuk diri sendiri. Selfie bisa dijadikan sarana untuk mengisi waktu luang dan menjadi hiburan tersendiri. Bahkan, sebagian orang bisa merasa tenang setelah melakukan selfie.
Sarana untuk mengeksplorasi diri
Seorang psikolog bernama Elizabeth T. Santoso mengatakan, bahwa salah satu efek positif dari selfie adalah, membantu seseorang untuk mengeksplorasi dirinya. Dengan eksplorasi, otomatis seseorang akan mampu mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik. Misalnya saja orang yang memotret hasil masakannya sendiri, mengartikan bahwa dia juga mampu menunjukkan kepada orang lain, sisi lain dari dirinya.
Menyebarkan pesan positif kepada orang lain
Foto selfie juga bisa menguntungkan banyak orang jika digunakan dengan cara yang tepat. Seperti foto yang berisi ajakan pada gaya hidup yang lebih sehat. Dengan mengunggah foto tersebut ke khalayak ramai, kita bisa menularkan pesan positif dan inspiratif kepada kelompok yang lebih luas.
Efek negatif foto selfie
Meski selfie memiliki banyak efek positif, namun ternyata juga memiliki efek negatif yang banyak pula. Berikut diantaranya:
Menjadi candu dan membuat ketagihan
Tanpa disadari, kebiasaan selfie yang dilakukan secara terus menerus bisa membuat kita kecanduan dan tidak bisa lepas dari selfie. Bahkan, pada tingkatan yang ekstrim, selfie bisa membuat kita kehilangan kontak dengan dunia nyata.
Memiliki kecenderungan bersifat narsis yang berlebihan
Biasanya, orang yang sering melakukan selfie, adalah seorang pribadi yang cenderung narsis, dan pada umumnya itu tidak disukai banyak orang. Untuk itu, perlu kontrol diri supaya kita tidak dicap sebagai orang yang terlalu mencintai diri sendiri.
Tugas utama menjadi terbengkalai
Orang yang sudah kecanduan melakukan selfie, lama kelamaan akan mengabaikan tugas utamanya. Hal ini disebabkan karena ia terlalu sibuk untuk selfie sehingga lupa akan tugas utamanya. Dalam sebuah riset disebutkan, ada seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak lebih memilih sibuk berfoto selfie dibandingkan mengurus kedua anaknya.
Mengganggu orang lain
Mungkin pada awalnya kita tidak menyadari dampak buruk ini, karena niat awalnya hanya ingin iseng dan menghibur diri sendiri. Namun jika sudah merasa ketagihan, kita akan berulang-ulang melakukannya. Namun, orang-orang yang terus menerus melihat foto kita akan merasa bosan dan risih.
Banyak yang benci
Hasil penelitian di Inggris menunjukkan bahwa banyak pertemanan dan hubungan rusak karena salah satu pihak gemar selfie. Sebab, banyak orang mengaku muak melihat orang yang sering berpose selfie dan mengunggahnya ke media sosial.
sumber : alltutorial.net
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mengunjungi Blog saya, jangan lupa Like, Share, dan Komen